Bacaan: Fil. 3:12-16
Hidup ini terdiri dari sederetan pilihan. Ada pilihan yang bersifat sekunder dan ada pilihan yang bersifat primer. Dalam pilihan yang bersifat sekunder, jika kita salah memilih sesuatu, dampaknya tidak menjadi masalah yang berarti bagi hidup kita. Misalnya, apakah kita memakai sabun mandi merk Lux, Lifebuoy, Camay, atau merk lain, tidak menjadi masalah sejauh itu sabun untuk mandi. Jika kita membeli pasta gigi, maka tidak menjadi masalah merk apapun sejauh itu pasta gigi untuk merawat gigi yang normal. Namun dalam pilihan yang bersifat primer, kita tidak boleh membuat sembarangan pilihan sebab akan memiliki akibat yang signifikan bagi kehidupan kita, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Contohnya, kita tidak dapat dengan sembrono memilih calon isteri atau suami kita. Sebab pilihan ini akan menentukan bahagia atau tidaknya pernikahan kita di masa mendatang. Begitu pula soal agama, pendidikan, pekerjaan, dan hal-hal penting lainnya. Kita harus membuat pilihan yang benar, pilihan yang benar tergantung prioritas yang benar, dan prioritas yang benar tergantung pada kehendak Tuhan.
Kehidupan seorang Kristen juga terdiri dari banyak pilihan. Orang Kristen yang bijak akan membuat pilihan yang benar sesuai dengan prioritas yang Tuhan kehendaki, bukan menurut kehendaknya sendiri. Paulus mengisi hidupnya dengan pilihan yang benar, mengarahkan diri kepada apa yang di depannya untuk meraih panggilan sorgawi. Ia “mengejar” (12) atau “menyiksa” diri untuk menangkap seseorang atau sesuatu di depannya. Ia bagaikan seorang pelari cepat yang berusaha sekuat tenaga untuk mencapai garis finis. Ia mengejar sekuat tenaga prioritas yang Tuhan kehendaki, yakni pengenalan akan Kristus (10). Tuhan Yesus selama di dunia juga mengejar prioritas dari Bapa, yakni persekutuan yang erat dengan Bapa dan melaksanakan kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dalam mengisi hidup kita dengan sederet pilihan, marilah kita membuat pilihan yang sesuai dengan prioritas kristiani, yakni prioritas menurut kehendak Allah.
Refleksi: Kehidupan yang berkualitas adalah kehidupan yang berisi dengan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.